Selasa, 27 Agustus 2013

Karena Kekonyolan Itu Patut Dibagi (1)

Pagi ini karena kuliah belum masuk, ada waktu lowong buat ngisi blog ini. Sekarang dengan gadget seadanya berusaha untuk membagikan pengalaman konyolku. Pada akhirnya aku menemukan tempat berteduh selama berkuliah di NYC. Lokasinya di daerah Washington Heights. Alamat lengkap tidak akan  aku publikasi, buat yg mau kirim-kirim kado aku bisa inbox alamatnya. Don't worry. Cerita berlanjut ketika aku harus membayar sejumlah uang kepada landlordku, Ozgurt. Kami janjian sekitar pukul 20.00. Sudah pukul 19.45, dan aku ga mau telat karena tau rasanya nungguin temen2 yang suka ngaret. Aku berlari-lari mencari ATM Chase Bank. Akhirnya menemukan ATM nya sekitar tiga blok dari calon apartemenku. ATM nya malah ada tiga. Kemudian aku menarik pintu ATM nya. Pintu disini susah banget dibukanya dan biasanya ga bisa dibuka dua arah kayak di Indonesia yang bisa di push walaupun tulisannya pull. Jadilah aku berusaha sekuat tenaga menarik pintu ATM nya. Waduh ditarik ga bisa. Aku menarik napas dalem-dalem dan mencoba lagi sekuat tenaga, hiyaaaa. Eh ga ngefek juga. Oh mungkin didorong.  Aku dorong lagi sekuat tenaga, ga ngaruh juga. Mulai ngedumel. Ga sadar dari tadi ada bapak dan anaknya yang bengong ngeliatin aku. Terus dia bilang "You should swipe your Debit Card and it will open automatically". Bwahahaha, begonyaa aku.Sampe kapan hari juga ga akan kebuka tuh pintu. Yah itulah cerita bodohku sejauh ini.Oh iya, judul cerita ini aku pelesetin dari quotenya teman Prestasi Hafidz Adyas.Piss yo, fiz.Tunggu cerita bodohku selanjutnya.Till then, have a good life, fellas.Sorry kalo banyak typo, karena ini ditulis dengan gadget seadanya.Well, I am really good at ngeles.

Rabu, 24 Agustus 2011

Diplomasi melalui Gaun Pengantin





Masih teringat dengan jelas bagaimana "The Royal Wedding" menyita perhatian dunia. Pernikahan yang menjadi sorotan bukan hanya di Inggris namun juga di belahan benua lainnya. Spektakulernya pernikahan Lady Diana dengan gaun pengantin yang sangat indah, dan mahkota bertakhtakan berlian, menjadi referensi bagi para penonton bahwa pernikahan Pangeran William dan Catherine Middleton tak akan kalah meriahnya.

Namun, sehari sebelum hari pernikahan berlangsung, publik diyakinkan bahwa Catherine tidak akan memakai gaun pengantin yang semenakjubkan Lady Diana. Gereja Westminster yang memiliki daya tampung lebih sedikit dibanding perhelatan Pangeran Charles membuat massa melihat bahwa pasangan ini cukup tahu diri akan keadaan masyarakat dunia dan berusaha membuat sebuah trend akan pentingnya sebuah kesederhanaan dibandingkan dengan kemewahan semu dimana masyarakatnya masih banyak yang hidup kurang sejahtera dengan kejadian London Riot sebagai rujukan.

Dan, tibalah saat yang ditunggu. Catherine Middleton keluar dari mobil Bentley dengan menggunakan gaun sederhana rancangan Sarah Burton. Sederhana tapi tidak mengurangi keanggunan seorang nona dari terah Middleton ini.



Pengamat, media dan masyarakat tiada henti-hentinya memuji gaun, make up dan seluruh prosesi The Royal Wedding. Pilihan menggunakan rancangan Sarah Burton hanya menyisakan sebuah kesan yang mendalam bagi seluruh khalayak, khususnya bagi rakyat Skotlandia. Saya bisa mengatakan bahwa memilih Sarah Burton dari Rumah Mode Alexander McQueen adalah sebuah pilihan yang jenius. Mengapa? Sarah Burton adalah pewaris Alexander McQueen yang telah meninggal karena bunuh diri. Siapa Alexander McQueen? Lahir dari seorang ayah Skotlandia yang berprofesi sebagai supir taksi, dia mengawali langkahnya menjadi designer dengan merancang baju untuk ketiga kakak perempuannya. Rancangan gaunnya sering dinilai tidak terduga dan termasuk nyeleneh dibanding yang lain. Karena kecintaannya kepada Skotlandia, dia pun merancang banyak gaun yang terinsipirasi dari pakaian tradisionalnya. Menurut Kurator Andrew Bolton, bahan, potongan dan koyakan dari rancangannya dimaksudkan untuk menggambarkan kekerasan yang dilakukan Inggris terhadap Scotlandia pada tahun 1700-an dan 1800-an ketika ribuan warga Scotlandia dipaksa meninggalkan tanah mereka (sumber: voanews).

Dalam rancangannya, Alexander berusaha menyampaikan sebuah kriteria cantik yang jauh dari konvensional. Kurator Bolton menyatakan bahwa “Ia sering mengatakan bahwa ketika ia berkeliling di jalan-jalan di kota London, ia lebih sering melihat hal-hal yang jelek daripada yang bagus. Meskipun demikian ia ingin memadukan kecantikan dengan keunikan itu. Ia menemukan kecantikan dalam perbedaan atau kesenjangan, bukan kecantikan yang ideal, yang proporsional atau simetris.” Alexander bunuh diri tak lama setelah kematian ibundanya.

Tak lain untuk merangkul Skotlandia, yang memiliki luka masa lalu dengan masyarakat Inggris, maka Kerajaan Inggris memang tidak salah memilih Sarah Burton sebagai representasi dari masyarakat Skotlandia yang merupakan bagian yang penting buat United Kingdom ini. Langkah taktis nan cerdas yang tak pernah terpikirkan melalui hal yang menjadi pusat perhatian dunia, gaun pengantin! Melalui The Royal Wedding, Pasangan William dan Catherine Middleton berusaha meredefinisi apa itu kecantikan, kemewahan dan keindahan. Perhelatan akbar itu menampilkan sebuah kesederhanaan bukan sebuah kesenjangan yang membuat masyarakat merasa semakin dekat dengan keluarga kerajaan. Tanpa memakai jasa penata rias ternama, Catherine merias sendiri wajahnya yang cantik, seakan - akan menyampaikan pesan bahwa dalam hari terbaik yang dimiliki seorang wanita, yang diperlukan bukanlah tata rias yang memukau yang membuat semua orang hampir tak mengenali wajahnya. Hati yang berbahagia adalah materi yang terpenting dari semuanya. Definisi ulang akan kecantikan dan kemewahan serta usaha politis merangkul rakyat Skotlandia hanya melalui sebuah gaun pengantin. Harus saya akui, it's a genius thought!

Kamis, 04 Agustus 2011

Aku Sehat!



Senin pagi itu, aku pergi ke kantor dengan perut kosong. Dengan langkah berat, aku harus memulai minggu yang baru. Well, people always says "I hate monday!" Tapi aku selalu berusaha mencintai tiap hari yang kupunya. Yuli (my bestie) pernah bilang, jangan pernah membenci hari ketika kau terbangun dari tidur. Karena kebencian itu terus akan menyertaimu hingga tidur malammu. Yah, aku berusaha menyukai Senin. Walau perut belum terisi, aku pun mulai melangkah cepat menuju kantor dan mengikuti apel pagi. Hari itu bos memberikan pengumuman bahwa hari itu adalah hari yang baik bagi seluruh staf untuk dapat mengikuti medical check up. Dan ternyata segala peralatan sudah tersedia lengkap di kantor. Yeah boss, good job! U ruined my day. Aku tidak suka medcheck, khususnya sesi ambil darahnya. Tidaaakkk,,, aku tidak suka jarum suntik. Tapi karena aku memang belum makan apa-apa, alias puasa yang tidak kusengaja, maka aku memaksakan diri untuk ikut. Syukurlah, ga sakit, ketika sesi penghisapan darahnya. Pemeriksaan selanjutnya adalah EKG. Sebelumnya ga pernah periksa jantung, makanya pertama kali liat alat EKG nya, kaget juga. Nanya ke susternya, "Saya ga disetrum kan sus?" Susternya tertawa dan bilang "Yah enggaklah, neng!" Tidak memakan waktu lama, MCU pun selesai. Ternyata, benar juga kata Yuli, hariku ga rusak tuh. Hehehe.

Kamis pun tiba, hasil MCU dibagikan sembari mendapatkan konsultasi gratis dari dokter. Karena yang diperiksa sekantor, maka siapa yang cepat menyerobot, dialah yang diperiksa (walau sudah ada daftar antrian, tapi yang namanya endonesa raya mah.... lanjutin sendri deh). Karena pagi itu aku dan si Toni (temen di teknis) ada undangan di Hotel Santika, jadilah kami menyusul diperiksa. Acara di hotel itu, sebenarnya bagus karena membahas tentang UU Partai Politik yang baru. Tetapi, pesertanya yang mayoritas adalah Parpol, enggak ada yang datang. Tapi ga heran juga sih aku. Eniwei, back to da topic, jam 3 sore langsung ke lab untuk mengambil hasil MCU. Hasilnya adalah kolesterolku yang sudah berada di batas tinggi. Ajeee gilee,,umur gw msh 1/4 abad, udah kolesterol. Yah, nasib anak kos, makan gorengan yang ga jelas minyaknya. Yah sudah,,,setelah diperiksa ini itu, aku pun ingin segera pulang. Tapi dokter tiba-tiba berkata, "Sepertinya kamu ada sakit jantung, ini ada keterangan Right Axis Deviation." Wah, kaget rasanya. Tapi entah kenapa, aku yang kata temen-temen tipe wanita yg suka panik, merasa santai banget. Aku dirujuk ke spesialis jantung, dan tidak diberikan resep untuk kolesterolku. Takut ngefek ke jantung ceunah. Wah, sedih amat sih aku. Setelah pulang dari lab, untuk beberapa saat aku merasa takut, tapi setelah itu aku beraktivitas kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Keesokan harinya, aku memberitahukan berita ini kepada ortuku. Mereka datang ke bandung dalam rangka mendaftarkan adikku untuk masuk PTN. Mereka pun tidak bereaksi seheboh yang aku duga. Santai saja, tapi aku sempat menangis di hotel, tapi papa dan mami menenangkanku. Hari ini, aku kembali diperiksa di dokter spesialis jantung. Duh si dokter ngomongnya serem amat, pintu jantung longgar lah, kemungkinan dinding bocor lah, bla bla bla. Puput, yang nemenin aku ke dokter, berekspresi macem-macem denger ocehan si dokter. Dokter Sugeng mengusulkan agar aku di USG saja. Yah sudah, aku menjalani USG pada saat itu juga. Si dokter mukanya serius amat, gw jadi serem. Puput menunggu di luar, menunggu aku selesai diperiksa. Sambil di USG, aku berdoa supaya apapun yang terjadi, aku tetap menerimanya dengan hati yang tabah. Kuatkan aku Tuhan! Aku tidak terlalu lancang untuk minta kesembuhan, tapi aku minta kekuatan untuk mencintai setiap hariku, apapun yang terjadi. Tiba-tiba dokter bilang "Yang nemenin kamu itu teman atau saudara?" "Temen, dok." "Coba dipanggil dulu." Duh ini dokternya serem amat sih, gw sendiri juga ga papa kale. Hasilnya ternyata ada beberapa dinding jantungku yang bocor, tapi masih kecil dan efeknya tidak terlalu fatal. Dengan berbekal obat vitamin jantung, dokter itu merujuk aku ke dokter paru, karena dia menyadari kalau aku sudah lebih dari sebulan menderita batuk. Mungkin paru-paruku yang menyebabkan jantungku begini.Yah sudah, aku ikut saja, dan ketika diperiksa dokter paru, aku dinyatakan sehat. Batuk yang kuderita karena faktor keturunan dan alergi. Dikasi obat racikan, dan voila, aku ternyata tidak apa-apa. Walau harus diet ketat dan makan rebus-rebusan (can u believe it,,sophia yang ceking ini harus diet!), tapi aku tetap berbahagia. Aku ternyata sehat, dengan dinding jantung yang bocor dikit-dikit, dan harus kontrol lagi tahun depan, tapi aku sehat. Aku senang banget, ternyata aku masih dipercayakan Tuhan sebuah badan yg sehat. Aku belajar mencintai hari yang telah Tuhan sediakan. Aku tidak berlarut-larut dalam berita yang menakutkan itu, dan tetap menjalani hariku. Ternyata benar, tidak semenakutkan yang dipikirkan orang-orang. Hari berat ini telah kulalui dengan tawa riang. Aku bersyukur dia menguatkan aku. Terima kasih TUHAN, AKU SEHAT!

Jumat, 15 Juli 2011

Quote of The day (July 15rd, 2011)

Untuk apa bertuhan, jikalau kau hanya menuntutnya untuk memaklumi perbuatan jahatmu??

Minggu, 03 Juli 2011

Cegah Kelumpuhan Partai Politik


Ironis ketika bangsa kita menjunjung tinggi demokrasi, namun pada prakteknya partai politik masih terkesan mengusung semangat aristokrasi. Partai politik terlihat seperti milik segelintir kelompok yang terafiliasi ke dalamnya. Politik figur begitu kental di dalam kancah perpolitikan Indonesia. Suatu partai dikenal karena sebuah nama besar yang menyokongnya. Apabila nama besar tersebut dirasa sudah pantas memasuki masa ‘’purna baktinya’’, maka tampuk kekuasaan diwariskan kepada keturunan-keturunannya atau setidaknya kepada kerabat dekatnya.

Sering terdengar bahwa partai politik seakan-akan melakukan pengkhianatan terhadap kadernya. Sebabnya tidak lain adalah karena ada partisan baru yang memiliki kapabilitas untuk membesarkan nama partai tersebut. Kapabilitas dalam hal ini dapat diterjemahkan sebagai sokongan dana yang kuat. Partai seringkali langsung mengorbitkan orang tersebut. Maka jangan heran apabila banyak ditemui pengusaha yang kemudian menjadi politisi. Walau kondisi seperti ini bukan sesuatu yang diharamkan, namun ada baiknya partai politik mampu melihat bahwa kejadian-kejadian tersebut di atas dapat menggerus antusiasme masyarakat terhadap keberadaan partai politik.

Kekecewaan masyarakat terhadap partai politik semakin menggunung ketika wakil rakyat yang terpilih lebih mengutamakan nafsu pribadinya daripada menyuarakan kepentingan konstituennya. Alih–alih sebagai ajang aktualisasi diri, jabatan wakil rakyat dijadikan sebagai sebuah mata pencaharian. Kegemaran studi banding yang tanpa mempertimbangkan berbagai hal, membuat masyarakat semakin enggan untuk terlibat dalam perjuangan idealisme dari suatu partai politik. Masyarakat justru mempertanyakan di mana peran partai politik dalam mengawasi kinerja anggotanya.

Tingginya ketidakpedulian masyarakat dalam pemilihan umum sudah seharusnya menjadi perhatian partai. Rakyat bukan lagi pihak yang dapat dipaksa untuk memilih di antara beberapa jenis menu yang disodorkan partai. Akibatnya, banyak rakyat yang memilih tindakan ‘puasa’ politik daripada memakan salah satu menu itu. Pada akhirnya persepsi yang muncul adalah bahwa partai politik hanya menyediakan pil kekecewaan dalam kemasan yang berbeda-beda.

Jika partai jeli melihat situasi ini, sudah sepantasnyalah koreksi internal diterapkan demi meraih kembali simpati dari masyarakat. Sikap reaktif terhadap perkembangan intelegensia di masyarakat akan membuat partai dapat berkembang menjadi sarana aspirasi masyarakat. Bukan lagi hanya sebagai alat pencapaian kekuasaan. Pada tingkat inilah partai akan mencapai kedewasaan dalam berdemokrasi. Sudah waktunya partai bangkit dari tidur panjangnya. Kaderisasi dengan seleksi ketat sangat dibutuhkan. Suatu partai dibentuk bukan semata–mata untuk memperoleh kursi kekuasaan tapi sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan di dalam beraspirasi. Suatu partai menjadi besar bukan karena kuantitas partisipannya, namun besar karena cita–citanya yang luhur dalam memajukan bangsa. Sudah saatnya partai dapat berpikir jauh ke depan demi menggapai mimpi menuju Indonesia yang lebih baik. (*)

Tulisan ini juga dimuat dalam:

Quote of The day (July 3rd, 2011)


Doa adalah sebuah bentuk cinta kasih yang paling serius!

Jumat, 01 Juli 2011

Suddenly i realize!


Why write?… “We write to make suffering endurable, evil intelligible, justice desirable and love possible… But the most important is love. That after all the suffering, all the injustice, all the evil that one sees in the world, if you can rise above it and make it beautiful, and thus lovable then that’s worth a life” Roger Rosenblatt


Today, i' m gonna start writing as much as i can. Suddenly i realize, how sceptic i am with my sorroundings. I feel there is nothing i can do, to make this world a better place to live in. What can i do? Well, through a contemplation (just trying to exaggerate this writing,,hahaha), i can start writing, hope many people will take a sneak peek to my blog. Hope i can get many critics and of course maybe we can share ideas, in order to make the world, a comfy place to live in.


Well, u can start to critize me guys, am an open book!

see ya!