Kamis, 26 Mei 2011

Who is Sophia Kurniasari Purba? (Childhood Version)


Hari ini mau nulis tentang diriku sendiri. Kenapa? Untuk menjadi pengingat bagiku, di suatu saat nanti. Tentu, aku tak mengharapkan aku melupakan jati diriku. Tapi who knows what will happen next. So, pada bagian pertama aku menulis tentang masa kecilku.
Masa Kecil
  • Aku Lahir 6 Maret 1986. Waktu kecil, Mamiku bilang kalau aku harusnya diberikan nama Cecilia Anastasya (bagus yak). But somehow, Papaku memilih nama Sophia, dan Pa'e ku (ayahnya ibuku) menambahkan nama Kurniasari. Waktu aku SD aku sempat mengeluh akan namaku. Kenapa ga Cecil aja, kan lebih imut. Soalnya aku sering dikatain Sapi. Do i look like a COW??? Bete deh pokoknya dikatain sapi. Tapi skrg, aku terima-terima saja, bahkan Kak Vivi (my older sister) bilang kalau sapi itu panggilan sayangnya buat aku. Baiklah Kak Vi! Aku makin bersyukur namaku Sophia. Pasalnya, dulu di sekolah kalau disuruh kerjain tugas, aku selalu kebagian saat - saat terakhir. Nomor absen kelasku minimal kepala 3, jadilah aku selalu dapat mengerjakan tugas, di saat-saat guru memeriksa pekerjaan teman-teman yang bernomor absen paling awal atau pun paling akhir. Hihihihihihi. Pada akhirnya aku menyadari bahwa rangkaian namaku terbentuk begitu indahnya. Sophia berarti kebijaksanaan. Kurnia bisa diartikan anugerah dan berkat. Sedangkan sari bermakna inti, atau utama. Jadi, kalau aku simpulkan Sophia Kurniasari berarti Kebijaksanaan adalah Anugerah yang paling utama. Wah,,berraaatt sepertinya. Kalau kata orang - orang, nama adalah doa, maka aku berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan untuk melangkah dalam hidupku. Above all, many thanx for papa n pa'e. Namanya bagus deh. Walau kata orang-orang, namanya tidak mencerminkan suku batak, tapi aku senang. Karena Sophia bukan hanya milik etnis batak, tapi Sophia yang satu ini adalah milik Indonesia. : )
  • Aku hanya memperoleh ASI eksklusif dari mami hingga usia 5 bulan. Mamiku mengidap penyakit lever ketika aku lahir. Karena tidak baik untuk pertumbuhanku, maka aku tidak diizinkan untuk memperoleh ASI. Selamat datang susu formulaaaa! Semoga deh susu yang pernah aku minum, tidak terkena bakteri sakazaki.
  • Karena dari umur 5 bulan, aku minum susu formula, aku terbiasa dengan minum dengan botol susu bayi. Mami sempat kewalahan mencari-cari cara supaya aku lepas dari botol susu. Aku tidak bisa minum susu dari gelas. Tapi, lama-kelamaan akhirnya aku bisa minum susu dari gelas. Namun, dispensasi dari ditariknya botol susuku, maka jari - jari tangan ku lah yang menjadi sasaran. BENAR SEKALI! Aku sukaaaa bangettt isap jarrrrii. Khususnya jari telunjukku. Sangking seringnya aku isap jari, telunjukku menjadi pendek-pendek dan berkerut-kerut. Sampai - sampai Mami olesin garam, cabe dan kawan-kawan ke jari telunjukku, saat aku tidur. Tapi namanya kenikmatan duniawi, hehehe, biarpun ngantuk, aku ke kamar mandi, membasuh tanganku dengan sabun. Dan setelah itu, voila, jari telunjuk siap untuk dinikmati (please don't try this at home). Bapak tua (abang tertua papaku) pernah janjiin aku, kalau aku berhenti isap jari, aku dibeliin mainan masak-masakan. Dan dalam beberapa hari, aku bertekad untuk tidak isap jari. Lalu, Bapak tua membelikan aku mainan itu. Langsung, aku buka hadiah Pak Tua, lalu aku main masak - masakan dengan kakakku. Tak lama, aku merasa bosan dan refleks aku mengisap jariku. Dan, pada saat yang sama, Bapak Tua datang menghampiri. Jeng...jeng..jeng. "Katanya dah berhenti soph??". "Eh, iya Pak Tua, LUPA!" hahahaha,,,Pak Tua dan mami tertawa melihat jawaban luguku. Eniwei, aku berhenti isap jari ketika aku SMP,,hahahaha,,benarr sekali. Aku masih isap jari ketika SMP. Tp pada akhirnya aku ambil keputusan untuk berhenti, meninggalkan dunia kelam (bahasanya lohhh).
  • Terkait dengan kebiasaan ku mengisap jari, waktu kecil aku punya bantal busuk. Bantal kesayangan, kemana-mana selalu kubawa. Kalau liburan, bantal busuk nya ga bole ketinggalan. Susah tidur soalnya.
  • Sebelum pensiun, Papa bekerja sebagai penambang minyak lepas pantai. Bekerja di luar negeri, membuat Papa pulang ke Indonesia 3 bulan, 4 bulan, atau 6 bulan sekali dalam setahun. Jadi, waktu kecil, kami terkadang sangat asing dengan sosok Papa. Bahkan ketika Ricky, adikku lahir, Papa bertugas di luar negeri. Jadi, Mami upayakan agar kami selalu ingat dengan Papa. Apabila ada pesawat lewat, Mami selalu menyuruh kami berteriak "dadaaaaa Papa,,,dadaaaa Papa". Jadi, kebiasaan kami, jika melihat pesawat terbang, kami selalu berlari dan melambaikan tangan sambil berkata" dadaaaaa Papa."
  • Jujur, sebenarnya aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Dulu waktu kecil, Mami mengajak kami untuk foto studio. Sang kameramen sampai kewalahan untuk mengatur aku berpose. Sampai - sampai aku menangis karena selalu salah dalam berpose. Aku masih ingat hasil foto itu. Wajahku hanya terlihat setengahnya, karena aku bersembunyi di balik punggung Mami. hahahahaha.
  • Supaya dekat dengan anak-anaknya, Papa selalu kirim surat ke sekolah dari tempat kerjanya. Jadi dulu, waktu lagi belajar, tiba - tiba guru memanggilku. "Sophia, ini ada surat dari Ayahandamu". Duh, agak malu juga aku, yah karna itu tadi. Aku tidak suka jadi pusat perhatian.
  • Tapi Papa berhasil menarik hati kami melalui musik. Papa dulu sering putarin lagu Michael Jackson, dan salah satu lagu yang membuat kami menari - nari adalah Black or White. Kami suka beat lagunya. Oh ya, dulu Papa juga bela-belain telepon radio. Request lagu ke penyiar radionya. Judulnya Potong Bebek Angsa. Dan penyanyinya adalah,,jeng jeng jeng,,, Papa ku sendiri. Kalau dipikir-pikir,,si Papa ku ini so sweet banget yaaaaa.... I Love u, dad.

Well, that's all folks. Ini cerita masa kecilku. Terima kasih banyak buat cinta dan perhatian yang berlimpah untukku.

WITHOUT U ALL, I Am TOTALLY NOTHING!


Jumat, 06 Mei 2011

MEAN!

Aku tidak membelanya, tapi aku pun tak mengiyakan semua perkataan kalian. Am not even a better person. Why you gotta be so mean? This song is for u guys!!


You, with your words like knives
And swords and weapons that you use against me,
You, have knocked me off my feet again,
Got me feeling like I’m nothing.
You, with your voice like nails on a chalkboard
Calling me out when I’m wounded.
You, pickin’ on the weaker man.

Well you can take me down,
With just one single blow.
But you don’t know, what you don’t know,

Someday, I’ll be living in a big old city,
And all you’re ever gonna be is mean.
Someday, I’ll be big enough so you can’t hit me,
And all you’re ever gonna be is mean.
Why you gotta be so mean?

You, with your switching sides,
And your walk by lies and your humiliation
You, have pointed out my flaws again,
As if I don’t already see them.
I walk with my head down,
Trying to block you out cause I’ll never impress you
I just wanna feel okay again.

I bet you got pushed around,
Somebody made you cold,
But the cycle ends right now,
You can’t lead me down that road,
You don’t know, what you don’t know

Someday, I’ll be, living in a big old city,
And all you’re ever gonna be is mean.
Someday, I’ll be big enough so you can’t hit me,
And all you’re ever gonna be is mean.
Why you gotta be so mean?

And I can see you years from now in a bar,
Talking over a football game,
With that same big loud opinion but,
Nobody’s listening,
Washed up and ranting about the same old bitter things,
Drunk and grumbling on about how I can’t sing.

But all you are is mean,
All you are is mean.
And a liar, and pathetic, and alone in life,
And mean, and mean, and mean, and mean

But someday, I’ll be, living in a big old city,
And all you’re ever gonna be is mean. Yeah,
Someday, I’ll be big enough so you can’t hit me,
And all you’re ever gonna be is mean.
Why you gotta be so ?
Someday, I’ll be, living in a big old city,
And all you’re ever gonna be is mean. Yeah,
Someday, I’ll be big enough so you can’t hit me,
And all you’re ever gonna be is mean.
Why you gotta be so mean?
(Taylor Swift)