Rabu, 24 Agustus 2011

Diplomasi melalui Gaun Pengantin





Masih teringat dengan jelas bagaimana "The Royal Wedding" menyita perhatian dunia. Pernikahan yang menjadi sorotan bukan hanya di Inggris namun juga di belahan benua lainnya. Spektakulernya pernikahan Lady Diana dengan gaun pengantin yang sangat indah, dan mahkota bertakhtakan berlian, menjadi referensi bagi para penonton bahwa pernikahan Pangeran William dan Catherine Middleton tak akan kalah meriahnya.

Namun, sehari sebelum hari pernikahan berlangsung, publik diyakinkan bahwa Catherine tidak akan memakai gaun pengantin yang semenakjubkan Lady Diana. Gereja Westminster yang memiliki daya tampung lebih sedikit dibanding perhelatan Pangeran Charles membuat massa melihat bahwa pasangan ini cukup tahu diri akan keadaan masyarakat dunia dan berusaha membuat sebuah trend akan pentingnya sebuah kesederhanaan dibandingkan dengan kemewahan semu dimana masyarakatnya masih banyak yang hidup kurang sejahtera dengan kejadian London Riot sebagai rujukan.

Dan, tibalah saat yang ditunggu. Catherine Middleton keluar dari mobil Bentley dengan menggunakan gaun sederhana rancangan Sarah Burton. Sederhana tapi tidak mengurangi keanggunan seorang nona dari terah Middleton ini.



Pengamat, media dan masyarakat tiada henti-hentinya memuji gaun, make up dan seluruh prosesi The Royal Wedding. Pilihan menggunakan rancangan Sarah Burton hanya menyisakan sebuah kesan yang mendalam bagi seluruh khalayak, khususnya bagi rakyat Skotlandia. Saya bisa mengatakan bahwa memilih Sarah Burton dari Rumah Mode Alexander McQueen adalah sebuah pilihan yang jenius. Mengapa? Sarah Burton adalah pewaris Alexander McQueen yang telah meninggal karena bunuh diri. Siapa Alexander McQueen? Lahir dari seorang ayah Skotlandia yang berprofesi sebagai supir taksi, dia mengawali langkahnya menjadi designer dengan merancang baju untuk ketiga kakak perempuannya. Rancangan gaunnya sering dinilai tidak terduga dan termasuk nyeleneh dibanding yang lain. Karena kecintaannya kepada Skotlandia, dia pun merancang banyak gaun yang terinsipirasi dari pakaian tradisionalnya. Menurut Kurator Andrew Bolton, bahan, potongan dan koyakan dari rancangannya dimaksudkan untuk menggambarkan kekerasan yang dilakukan Inggris terhadap Scotlandia pada tahun 1700-an dan 1800-an ketika ribuan warga Scotlandia dipaksa meninggalkan tanah mereka (sumber: voanews).

Dalam rancangannya, Alexander berusaha menyampaikan sebuah kriteria cantik yang jauh dari konvensional. Kurator Bolton menyatakan bahwa “Ia sering mengatakan bahwa ketika ia berkeliling di jalan-jalan di kota London, ia lebih sering melihat hal-hal yang jelek daripada yang bagus. Meskipun demikian ia ingin memadukan kecantikan dengan keunikan itu. Ia menemukan kecantikan dalam perbedaan atau kesenjangan, bukan kecantikan yang ideal, yang proporsional atau simetris.” Alexander bunuh diri tak lama setelah kematian ibundanya.

Tak lain untuk merangkul Skotlandia, yang memiliki luka masa lalu dengan masyarakat Inggris, maka Kerajaan Inggris memang tidak salah memilih Sarah Burton sebagai representasi dari masyarakat Skotlandia yang merupakan bagian yang penting buat United Kingdom ini. Langkah taktis nan cerdas yang tak pernah terpikirkan melalui hal yang menjadi pusat perhatian dunia, gaun pengantin! Melalui The Royal Wedding, Pasangan William dan Catherine Middleton berusaha meredefinisi apa itu kecantikan, kemewahan dan keindahan. Perhelatan akbar itu menampilkan sebuah kesederhanaan bukan sebuah kesenjangan yang membuat masyarakat merasa semakin dekat dengan keluarga kerajaan. Tanpa memakai jasa penata rias ternama, Catherine merias sendiri wajahnya yang cantik, seakan - akan menyampaikan pesan bahwa dalam hari terbaik yang dimiliki seorang wanita, yang diperlukan bukanlah tata rias yang memukau yang membuat semua orang hampir tak mengenali wajahnya. Hati yang berbahagia adalah materi yang terpenting dari semuanya. Definisi ulang akan kecantikan dan kemewahan serta usaha politis merangkul rakyat Skotlandia hanya melalui sebuah gaun pengantin. Harus saya akui, it's a genius thought!

2 komentar:

  1. ah alasan, bilang aja royal family lagi bokek. that's it, that's all. klo emang prihatin ama rakyat yg masih banyak belum sejahtera, better turunin pajak.
    too much bullsh*t in politics zzz

    BalasHapus
  2. hihiy,,,gita baca blogku.Inti yang pengen disampaikan sih, bahkan pemilihan rancangan gaun pengantin pun bisa saja dibumbui nuansa politis. Emang sih terlalu banyak omong kosong dalam politik. Untuk point ini aku setuju,,high five git! hehehe.

    BalasHapus